MAKALAH KEPEMMPINAN GEREJA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEPEMMPINAN GEREJA
Oleh :Benjamin Girsang
Tingkat/semester :III/VI
Mata kuliah : kepemimpinan gereja
Dosen pembimbing : Dr. Esra sinaga M.Mis

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GEREJA KRISTEN LUTHER INDONESIA SIHABONGHABONG, KECAMATAN PARLILITAN, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
T. A 2018/2019
1.PENDAHULUAN
Sebuah tim, kelompok, komunitas, atau perkumpulan haruslah mempunyai yang namanya pemimpin untuk menentukan arah kemana tujuan daripada kelompok tersebut.
Begitu juga dengan sebuah gereja, harus mempunyai seorang leader/pemimpin untuk menentukan arah jalannya gereja, terutama untuk mengajak warga jemaat semakin dekat dengan Tuhan.
Berkaitan dengan hal tersebut, uraian berikut akan menjelaskan mengapa gereja membutuhkan seorang pemimpin.
2. ISI
A. Defenisi Kepemimpinan
l Menurut James Kovzes dan Barry Posner kepemimpinan adalah proses yang digunakan oleh orang orang biasa ketika mereka memberikan apa yang terbaik dari diri mereka dan dari diri orang lain.
l Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai sebuah hubungan dimana seorang pemimpin mencoba mempengaruhi pemikiran pemikiran, perilaku perilaku, kepercayaan kepercayaan,atau nilai nilai orang lain.
l Kepemimpinan sekuler memiliki arti kepemimpinan yang bertindak dari atas ke bawah.
l Kepemimpinan gerejawi memiliki arti kepemimpinan yang menghamba (desiples leadership) dalam artian mereka yang telah mempersiapkan diri untuk mengambil inisiatif akan tetapi sebelum bertindak mereka mendengarkan suara Allah dan orang di sekitar agar dapat menentukan apa yang Allah inginkan.
B. I. Siapakah seorang pemimpin ?
Seorang pemimpin harus mengetahui kemana arah yang hendak mereka tuju dan mereka juga harus menumbuhkan rasa percaya diri dalam diriorang lain yang ingin mengikuti mereka.
Seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti berikut:
l Tidak mementingkan diri sendiri
l Selalu mencari solusi
l Bekerja dalam tim
l Rela berkorban
l Berani ambil resiko
l Bijaksana.
II. Sifat sifat kepemimpinan dalam gereja
l Memiliki karakter kesalehan ,para pemimpin gereja meneladani karakter kesalehan dengan kerendahan hati, mengetahui cara memperlakukan orang lain, dan meneladani karakter Kristus.
l Harus memahami panggilan pelayanan yang kuat sehingga semua yang dipanggil untuk menerima keselamatan juga di panggil untuk melayani dunia dan gereja (roma 8:30 ; galatia 5:13 ; 1 petrus 2:9)
l Teguh dalam mempertahankan keyakinan
l Kasih kepada sesama, artinya sifat pemimpin harus mampu menjaga dan memperhatikan kesejahteraan pribadi dan anggota anggota yang ada, menghargaikontribusi mereka terhadap pelayanan.
l Percaya diri dan selalu berjalan di jalur iman.
C. Tujuan dasar kepemimpinan gereja
1) Otoritas /Authority
Orang lain perlu menanggapi kepemimpinan seorang pemimpin.
Tugas dan wewenang pemimpin rohani diberikan oleh Allah dan ia bertanggung- jawab terhadap Allah. Seorang pemimpin rohani bertindak dan berbicara sesuai dengan batas kewenangannya dan bukan bergerak berdasarkan perasaannya bahwa ia memiliki otoritas atau ia harus dihormati, dan juga bukan ingin menguasai atau memerintah jemaat untuk menunjukkan otoritasnya.
2) Teladan/Example
Orang lain perlu dapat belajar dan bergantung pada kepemimpinan seorang pemimpin.
Kredibilitas dan integritas pemimpin akan dinilai oleh seluruh jemaat dan cenderung ditiru. Oleh karena itu moralitas dan karakter yang sudah memenuhi standar pemimpin harus ada dalam setiap aspek kehidupannya, baik di dalam keluarga, masyarakat maupun dalam jemaat.
3) Kemampuan/Ability
Seorang pemimpin perlu cakap dalam melakukan tugas kepemimpinan
Dalam kepemimpinan perlu adanya karunia khusus sebagai pemimpin (Roma 12:8). Aspek kepemimpinan didasarkan pada kehidupan pribadi seseorang di dalam rumah tangganya maupun di masyarakat. Contoh dalam 1 Tim. 3:4,5,12 menunjuk pada cara seorang ayah mengurusi anak-anaknya. Karunia kepemimpinan mempunyai arti mengatur, mengelola dan karunia administrasi yang juga disebut”pemerintahan” (1Kor. 12:28)
4) Motivasi/Right Motive
Seorang pemimpin perlu mengetahui mengapa anda menjadi pemimpin.
Keinginan untuk mendapatkan otoritas adalah hal yang sering terjadi dan selalu membuat perpecahan dalam jemaat. Posisi dan jabatan pemimpin tidak lebih ditekankan pada otoritasnya tetapi karena pelayanannya terhadap orang lain. Keinginan untuk memperoleh otoritas yang tertinggi, keinginan untuk menguasai, keinginan untuk dihormati, keinginan akan uang dan ketenaran sering kali membuat seseorang yang berpotensi mengalami kegagalan.
5) Visi/Vision
Seorang pemimpin perlu mengetahui kemana arah kepemimpinannya.
Tujuan dan sasaran dalam suatu jemaat sangat diperlukan agar kita lebih bersemangat dan memiliki hasrat yang kuat untuk mewujudkannya. Visi pribadi
seorang pemimpin dan visi yang ditaruh Tuhan untuk jemaat hendaknya berjalan dalam keselarasan dan keseimbangan. Bagaimanapun juga kita dipanggil untuk mengasihi dan menolong banyak orang. Dalam mencapai visi harus ada strategi yang baik, motivasi yang murni, hasrat yang kuat serta iman, ketaatan dan kesetiaan untuk mewujudkannya. Visi yang benar berasal dari Tuhan dan bukan karena keinginan atau ambisi pemimpin.
6) Komunikatif/Communicative
Orang lain harus dapat memahami apa yang dikatakatakan seorang pemimpin.
Seorang pemimpin harus selalu melakukan komunikasi dengan Allah melalui doa. Jika tidak, maka akan terasa dampaknya pada komunikasi dengan sesama. Bercakap-cakap dengan Allah selalu lebih penting dari berkata-kata dengan orang lain. Para pemimpin juga tidak dapat memimpin secara efektif tanpa berkomunikasi di segala tingkat. Seorang pemimpin tidak dapat mengasingkan diri atau bersikap eksklusif dari orang-orang yang harus ia pimpin. Komunikasi dengan mereka sekaligus berarti ia membutuhkan dukungan dan keikutsertaan mereka. Tanpa anggota, anda tidak dapat menjadi pemimpin.
7) Kasih /Love
Seorang pemimpin perlu memperhatikan orang lain disekitarnya.
Kepemimpinan Kristen selalu berhubungan dengan kasih. Mengasihi orang lain selalu lebih sulit dibandingkan dengan mendengar perintah untuk mengasihi. Karakter yang sudah terbentuk melalui berbagai proses dan waktu seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Tidak banyak menuntut dan tidak terlalu sibuk akan sangat menunjang dalam mengasihi orang lain. Tidak memegahkan diri, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak cemburu, murah hati, panjang sabar adalah kasih dan seorang pemimpin dituntut untuk memilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar