Jumat, 08 Maret 2019

RINGKASAN BUKU PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DAN FAKTOR FAKTOR DI DALAM NYA PENGARANG: MALCOLM BROWNLEE

NAMA : BENJAMIN GIRSANG

RINGKASAN BUKU
JUDUL BUKU : PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DAN FAKTOR FAKTOR DI DALAM NYA
PENGARANG: MALCOLM BROWNLEE

BAGIAN PERTAMA:  PENGAMNBILAN KEPUTUSAN ETIS DALAM PENGALAMAN KITA DAN THEOLOGIA KRISTEN

BAB I: ARTI KEPUTUSAN ETIS
I. Beberapa contoh
  Berikut salah satu contoh pengambilan keputusan etis
  “suatu jemaat kristen membutuhkan kursi dan mimbar untuk cabangnya,tetapi juga membutuhkan mesin jahit dan perkakas montir untuk kursus keterampilan bagi pemuda-pemuda yang menganggur. Uang mereka hanya cukup untuk membeli salahsatu dari kedua kebutuhan ini. Mana yang terpenting??
II. Ciri keputusan Etis
1. semua keputusan menyangkut tentang apa yang benar dan apa yang salah.
2. Pengambilan keputusan etis sering menyangkut pilihan yang sukar
3. Keputusan-keputusan etis tidak mungkin dielakkan.
4. Pengambilan keputusan etis tidak hanya dipengaruhi oleh norma norma
Yang dipertimbangkan dan pengertian kita tentang situasi,tetapi juga oleh
Kepercayaan kita ,tabiat dan lingkunagn sosial kita.

III. Mengapa kita belajar Etika?
  Adakalnya pelajaran etika kristen mungkin tidak memudahkan kita mengambil suatu keputusan, melainkan sebaliknya membingungkan kita. Tetapi dalam pengambilan keputusan kita,kita perlu memerhatikan norma-norma yang berasal dari adat istiadat indonesia serta norma-norma dari agama kristen. Disinilah letak mengapa kita perlu belajar Etika.


IV. Relatif?
  Kata “relatif” mempunya macam-macam arti. Kadang rlatif mempunyai arti bahwa ; keputusan bukan pilihan antara baik dan buruk secara mutlak melainkan antara campuran-campuran baik dengan buruk.
BAB II:
 TIGA JALAN DALAM ETIKA KRISTEN: ETIKA AKIBAT,
ETIKA KEWAJIBAN DAN ETIKA TANGGUNG JAWAB

I. Persamaan dalam etika kristen
Persamaan-persamaan yang mendasari semua etika kristen:
1. ALLAH adalah pusat dan sumber semua yang baik.
2. Iman kepada ALLAH.
3. Kewibawaan YESUS KRISTUS diakui.
4. Kasih
5. Etika berkenaan dengan perbuatan-perbuatan lahiriah  maupun dengan hati manusia.
6. Alkitab sebagai sumber.
7. Semua etika berkenaan dengan persekutuan orang-orang kristen.
8. Etika berlaku untuk seluruh kehidupan manusia.

II. Tiga jalan etika
1. Etika akibat
Menurut penganut etika akibat kehendak Tuhan dinyatakan dalam maksudNYA. Pernyataan etis yang paling penting ialah : nialai-nilai apa yang cocok dengan kehendak ALLAH sehingga kita harus mencarinya? Tujuan-tujuan apa yang cocok dengan kehendak ALLAH sehingga kita harus Mencapainya? Istilah tehnis untuk teori etika akibat ini adalah etika telelogis ,dari kata Yunani yang berarti pengetahuan tentang akibat (telos=tujuan,akibat;logos=pengetahuan)

2. Etika kewajiban
Menurut penganut etika kewajiban kehendak tuhan dyantakan dalam hukumNYA,perintah-NYA,dan kaidah-NYA. Kita harus menaati perintah ALLAH yang terwujud dalam norma-norma yang diberikanNYA kepada kita. Istilah teknis untuk teori kewajiban ini adalah etika deontologis ,dari kata kewajiban”(deon=wajib, logos=pengetahuan)
3. Etika tanggung jawab
Menurut penganut etika tanggung jawab, kehendak tuhan dinyatakan terutama bukan dalam rencanaNYA atau hukumNYA melainkan perbuatanNYA,pekerjaanNYA,dan kegiatanNYA. Pertanyaan etis yang terprnting adalah :apakah yang dikerjakan ALLAH dan bagaimanakah kita menanggapinya?

III. Kewajiban ,akibat dan tanggung jawab dalam teologia kristen.
1. Teoligia kristen sering memakai kategori-kategori hukum dan kewajiban untuk menerangkan keadaan manusia.
2. Menurut etika akibat ,kehendak Allah dilihat dalam maksudNYA ,rencanaNYA,dan tujuanNYA.etika kewajiban dan etika akibat  menekankan segi-segi yang berbeda dari suatu paradoks.
3. Menurut etika tanggung jawab Allah menyatakan kehendaNYA dalam perbuatanNYA dalam sejarah.

IV. Akibat,kewajiban ,dan tanggung jawab dalam keputusan-keputusan praktis
  Meskipun ketiga teori ini mempunyai tekanan-tekanan yang berbeda,dalam praktek mereka sering (tetapi tidak selalu) menganjurkan perbuatan yang sama. Misalnya orang-orang dari semua aliran ini dapat memberi dukungan bahwa seks diluar nikah itu salah dan tidak sesuai dengan kehendak ALLAH.

BAB III:

1 KORINTUS 10:23 -11:1 SEBAGAI POLA PERTIMBANGAN ETIS
I. Beberapa contoh yang lain
Pendekatan etis Rasul Paulus yang mempertimbangkan maca-macam faktor tidak terbatas pada 1 korintus 10.kita melihat contoh-contoh yang lainnya tentang kedudukan wanita,hak paulus sebagai rasul,penghinaan terhadap perjamuan kudus dan perhatian pada peraturan adat tentang makanan dan hari-hari yang khusus .disini diberikan dua contoh: hidup membujang dan kewajiban gereja kepada janda-janda.

II. Kegunaan dan kebebasan
Kegunaan menyangkut apa-apa saja yang berguna untik diri sendiri. Kita harus melakukan perbuatan perbuatan yang membangun kepribadian kita sendiri.
Kebebasan disini adalah kebebasan dalam melakukan yang baik yang seturut dengan iman.ada dua penghambatb kebebasan bagi orang kriten yaitu HUKUM dan PENILAIAN oleh orang lain.

III. Pegangan-pegangan yang mempengaruhi etika kita
Kebebasan,kegunaan,perkembangan kepribadian,pembangunan jemaat,keuntorang lain,hati nurani,situasi ternyata keanekaragaman faktor ini mempengaruhi pengambilan keputusan etis kristen.




BAGIAN KEDUA : FAKTOR FAKTOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS


BAB V: IMAN
I. Iman sebagai kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang dianggap terpenting
a. Contoh-contoh pengaruh iman atas kelakuan
Sesudah kebangkitan Yesus dan pentaosta ,petrus dilarang imam besar mengajar dalam nama Yesus .tetapi petrus dan rasul-rasul yang lain  menjawab katanya: kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Dalam peristiwa ini kelakuan petrus menyatakan bahwa iman yang dikhotbahkannya itu adalah imannya yang utama yang membentuk kehidupannya.

b. Kepercayaan dan kesetiaan
c. Iman dan nilai-nilai

II. Iman sebagai hubungan perorangan dengan Allah
A. Hubungan dengan pribadi Ilahi
  Karena Allah bersifat ilahi iman kita kepadanya mengandung perasaan terpesona dan kagum secara pribadi.
B. Doa dan sikap Doa
  Doa adalah alat komunikasi kita dengan Allah.
C. Kesalehan dan pelayanan sosial
D. Pengaruh persekutuan dengan Allah atas diri manusia
E. Pengaruh persekutuan dengan Allah atas sikap terhadap dunia


III. Iman sebagai pengikutsertaan dalam pekerjaan Allah
A. Dapatkah manusia mengerti apa yang dikerjakan Allah?
Ternyata ,kita tidak mungkin membuktikan secara logis bahwa Allah bekerja dalam oeristiwa tertentu. Tangan Allah hanya bisa dilihat dengan iman.
B. Tempat-tempat pekerjaan Allah
1. Dalam kehidupan perorangan
2. Melalui kehidupan gereja

IV. Iman sebagai pendirian tentang apa yang benar
A. Sebagai contoh pengaruh ajaran-ajaran theologia kepada etika, kita bisa memandang tiga ajaran kristen yang pokok mengenai kristus. Kita mulai dengan ajaran tentang inkarnasi Kristus.
1. Dalam inkarnasi diyatakan pentingnya hal-hal materi
2. Inkarnasi juga menyatakan arti kesalehan yang wajar

B. Kedua kita membahas penyaliban Yesus
1. Penyaliban menyatakan kedahsyatan dosa.
2. Berita yang terutama ialah bahwa kita diampuni bukan dihakimi.
C. Kehidupan orang kristen dipengaruhi oleh kebangkitan Yesus Kristus
1. Yesus dibangkitkan dari antara orang mati dia hidup sekarang disini dengan kita.
2. Kebangkitan menyatakan bahwa orde baru telah memasuki dunia .
3. dunia setelah kebangkitan adalah dunia yang penuh harapan.
V.Iman: empat unsur dalam satu perkara
Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan ;iman adalah tanggapan,kepada panggilan perorangan dari Allah dan juga tanggapan kepada pekerjaan Allah dalam dunia; iman adalah pendirian kebenaran.

BAB V: TABIAT

I. Tabiat sebagai sumber perbuatan-perbuatan lahiriah
Keputusan kita dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri kita,seperti situasi dan hukum dan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam batin kita ,seperti hati nurani,motivasi,dan prasangka.
Arti Tabiat
Tabiat dapat didefinisikan sebagai susunan batin seseorang yang memberi arah dan ketertiban kepada keinginan ,kesukaan dan perbuatan orang itu. Tabiat tidak sama dengan WATAK dan bebbeda dengan KEPRIBADIAN.
II. Pentingnya tabiat dalam etika Kristen
Karena iman kita menjadi baru,maka tabiat kita diperbaharui. Karena tabiat kita diperbaharui maka perbuatan-perbuatan kita menjadi lebih baik.
III. Hubungan tabiat dengan hukum dan ajaran yesus
Yesus menekankan pembaharuan hati manusia daripada penyesuaian lahir dengan hukum-hukum. Kepatuhan pada hukum disertai dengan sikap kasih kepada sesama dan ketaatan kepada Allah.

IV. Apakah perhatian pada tabiat diri sendiri patut?
Harus diakui bahwa kemungkina adanya perhatian yang berlebih-lebihan kepada tabiat.orang dapat menjadikan tabiatnya sebagai fokus utama dalam pertimbangan tentang kehidupan etis. Sikap itu bahaya.
V. Pengaruh-pengaruh yang membentuk Tabiat
Pertama dipengaruhi oleh pembawaan kita ,oleh sikap yang kita warisi dari orang tua kita
Kedua ,dipengaruhi oleh lingkugan sosial kita.
Ketiga, dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan hubungan kita dengan orang lain.
Keempat,tabiat kita dibentuk oleh keputusan dan perbuatan kita sendiri,serta motif perbuatan itu.
Kelima ,dipengaruhi oleh IMAN kita
VI. Perkembangan tabiat kristen
Dalam perkembangan tabiat harus ada pembongkaran dan pembangunan.
1. Kematian keadaan lam
2. Kebangkitan dan pertumbuhan keadaan baru
VII. Ciri-ciri tabiat Kristen
1. Integritas
2. Pengertian tentang kehendak Allah dan kepekaan kepada apa yang baik
3. Kebajikan-kebajikan
4. Serupa dengan Kristus

BAB VI: LINGKUNGAN SOSIAL

I. Pengaruh masyarakat atas kehidupan moral
1. Manusia dalam masyarakat
2. Masyarakat dalam manusia
3. Pengaruh lingkungan sebagai karunia Allah
4. Unsur dosa dalam pengaruh lingkungan
5. Lingkungan mana bagi kita?
A. Siapa yang mempengaruhi kita?
B. Siapakah sesama kita?
C. Gereja sebagai lingkungan

6. Hubungan antara lingkungan sosial dan tabiat
A. Kemampuan berpikir untuk diri sendiri
B. Perlunya tabiat yang kuat untuk terbuka terhadap pandangan yang berbeda

II. Gerja sebagai lingkungan kristen
1. Gereja sebagai jemaat pertanggung-jawab etis
Dalam gereja kita diingatkan akan dosa-dosa dan penghakiman Allah
2. Gereja sebagai jemaat pengampunan
Pertama, dalam gereja kita mengalami kash karunia
Kedua,gereja terdiri dari orang-orang yang saling mengampuni.
Ketiga,seorang anggota gereja bisa terbuka kepada anggota gereja yang lain
3. Gereja sebagai jemaat pendidikan moral
4. Gereja sebagai pembentuk tabiat moral.
5. Gereja sebagai jemaat dukungan moral.
6. Gereja sebagai jemaat diskusi moral.
7. Gereja sebagai jemaat pembuatan moral

BAB VII: NORMA-NORMA

I.Perbedaan pendapat tentang peranan Norma-Norma dalam etika kristen
Pandangan perjanjian Baru. Dalam perjanjian baru sikap orang kristen terhadap hukum sering dibicarakan namun tidak gampang dimengerti
Istilah-istilah. Norma-norma ialah patokan yang dipakai untuk menilai perbuatan manusia dan menolong orang mengambil keputusan yang benar.

III. LIMA MASALAH
1. Norma-norma dan kasih-karunia Allah
Dapat disimpulakan bahwa kepatuhan kepada hukum bukan cara untuk membenarkan dan menyelamatan diri sendiri. Namun hukum-hukum diberikan kepada kita untuk menolong kita mengerti bagaimana  menanggapai kasih karunia Allah.
2. Norma-norma dan kedaulatan Tuhan
Tidak ada yang mempunyai kewibawaan yang mutlak. Kita tidak hidup dibawah hukum-hukum tetapi di bawah kewibawaan Allah.
3. Norma-norma dan situasi
Dapat disimpulkan bahwa semua norma dimaksudkan untuk memberi penerangan dan menolong kita melihat jalan yang terbaik waktu kita mengambil keputusan.
4. Kasih dan norma-norma yang lebih terperinci
A. Arti kasih kristen
Kasih kristen selalu sebagai tanggapan kepada kasih Allah
Kasih kristen ialah kasih dalam persekutuan.
Kasih kristen ialah perhatian kepada orang lain.
Kasih kristen memberikan diri kepada orang lain.
Maka kasih kristen diberikan tanpa pamrih
kasih kristen tidak berdasarkan jasa,kelas sosial,suku melainkan terlepas dari kebajukan atau keburukan orang lain.
Kasih kristen berarti pengampunan.
B. Apakah kasih saja cukup?
Peraturan dan norma yang lebih terperinci dari kasih perlu pula untuk menerapkan kasih kepada masalah-masalah yang konkrit.karena kasih sebagai prinsip sangat umum.
5. Norma-norma batin
Kemampuan norma-norma batin untuk memperbudak orang juga dapat dihindarkan oleh hal-hal yang telah dibicarakan dalam bab ini. Kita perlu mengingat bahwa kita tidak diselamatkan oleh kepatuhan kepada norma-norma melainkan karena kasih karunia Allah.

III.KESIMPULAN
1. Bahaya-bahaya dalam penggunaan norma-norma
ada delapan bahaya tetapi semua bahaya ini dapat disimpulkan sebagai kecenderungan untuk menggunakan norma-norma sebagai faktor satu-satunya dalam pengambilan keputusan etis.
2.Mengapa norma-norma perlu?
Ada sembilan norma-norma menolong kita mengerti keunikan kasus kita serta persamaan dengan kasus-kasus lain. Norma-norma menolong kita melihat unsur-unsur mana dalam situasi kita yang cocok dengan norma-norma serta unsur-unsur mana yang memerlukan inovasi dan perubahan.
3.Kebijaksanaan dibimbing oleh norma-norma
Kalau kita memakai norma-norma dengan kebijaksanaan ,norma-norma itu dapat menolong kita dalam situasi dimana norma-norma tidak dapat diterapkan secara langsung dan harafiah.



BAB VIII: SITUASI

I. Menagapa kita perlu mengerti situasi?
Kita perlu mengetahui situasi supaya bisa menerapkan norma-norma dan nilai-nilai etis kepada situasi itu.
Kedua supaya kita dapat melakukan perbuatan yang tepat dan berguna dalam situasi itu
Ketiga supaya kita dapat mengetahui masalah-masalah yang memerlukan perhatian.

II. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi
1. Kekusutan situasi serta keterbatasa pengetahuan kita.
  Setiap situasi terdiri dari delapan unsur yaitu
Tempat
Waktu
Benda
Orang-orang
Struktur
Gagasan-gagasan
Kejadian
Tuhan
2. Pengertian kita tentang situasi dipengaruhi oleh nilai-nilai kita, kepentingan kita
Pertama prasangka yang kuat dapat membutakan kita
Kedua prasangka kita dipengaruhi oleh kepentingan kita
Ketiga prasangka kita dipengaruhi oleh lingkungan kita
Keempat prasangka kita dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman.

III. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi?
1. Penyelidikan yang memadai
2. Penggunaan bahan ilmiah dan keterangan ahli-ahli
3. Memperluas penglihatan terhadap situasi
4. Kepekaan kepada pekerjaan dan kehendak Allah
5. Kepekaan kepada kebutuhan orang lain
IV. Norma-norma serta pengertian tentang situasi
BAGIAN KETIGA: KESIMPULAN PEMBAHASAN ;PRAKATA TINDAKAN

BAB IX: CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
I. Sumber-sumber bantuan
1. Doa,ibadah dan roh kudus
2. Gereja dan orang-orang lain
3. Alkitab

II. Dari pertimbangan menuju tindakan
  Dua unsur dalam iman kita dapat menambah keberanian kita untuk mengambil keputusan dan bertindak.
Pertama ,kita yakin bahwa Allah mengampuni kesalahan kita walaupun keputusan kita kurang tepat.
Kedua, kita yakin bahwa Allah memerintah dunia. Ia berkuasa atas segala perbuatan manusia .IA bekerja terus-menerus untuk mencapai maksudNYA di dunia. Karena kita dapat memakai kesalahan kita bersama dengan kebenaran kita untuk mewujudkan kehendakNYA di dunia ini.



SEKIAN DAN TERIMA KASIH.............!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar